Home | Looking for something?
  • Cerita
  • Edit
  • Jumat, 16 April 2010

    Suryatati


    Published: 08 Feb 2010 18:55:00 WIB by: kickandy

    Bupati  Suryatati,  ingin Tanjung Pinang maju dan berbudaya. Ia ciptakan kondisi agar seni dan budaya Melayu berkembang di sekolah dan komunitas. Ia membangun ruang agar sanggar seni bisa tampil. Ia memprakarsai pekan seni setiap tahun. Ia tahu perjalanan masih panjang, tetapi, "Sekarang sanggar seni berkembang. Ada gairah," ujarnya. "Kalau mau mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan, mana mungkin bergantung sama turis. Kita ingin pariwisata maju, tetapi harus berbasis budaya. Interaksi dengan masyarakat harus terpelihara."

    Menurut Tatik, kemajuan Tanjung Pinang ditentukan oleh perubahan pola pikir dan cara pandang tentang kota itu. Namun, ketika dia mewujudkan gagasan untuk kembali menggelorakan pantun Melayu dan mencanangkan Tanjung Pinang sebagai 'Kota Gurindam, Negeri Pantun', orang menanggapi dengan skeptis, bahkan sinis.

    Karir Tatik sebagai abdi negara dimulai pada tahun 1979 sebagai kepala sub bagian perundang-undangan di sekertaris daerah kabupaten Riau dan sekarang menjadi provinsi kepulauan Riau. Kemudian karirnya terus melesat pesat sebagai pengabdi negara dengan menempati beberapa posisi seperti menjabat sebagai camat, Kepala Dispenda hingga akhirnya menjabat sebagai walikota administratif Tanjung Pinang yang hingga kini telah dijabat selama tiga periode berturut-turut. Sebagai birokrat karier, Tatik punya jam terbang tinggi mengurusi wilayah seluas 293,50 kilometer persegi itu. Ia kembali memimpin kota otonom Tanjung Pinang—menjadikannya satu dari dua perempuan wali kota di Indonesia—melalui mekanisme pemilihan langsung daerah pertama.

    Selama 13 tahun dipucuk pimpinan – sejak Tanjung Pinang menjadi kota administrasif – ia membawa Tanjung Pinang ke peringkat cukup tinggi dalam Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dan mendapat penghargaan dari pemerintah pusat. Diantaranya adipura untuk kota Tanjung Pinang selama lima kali. Serta memecahkan rekor MURI karena dia terpilih sebanyak empat kali diantaranya dengan rekor suara terbanyak pada saat pilkada yang mencapai 80 persen (tepatnya 84,25%) dan sebagai pemrakarsa pencatatan berbalas pantun terlama se-dunia tahun 2008. Selain dari dalam negeri, ia juga beberapa kali mendapatkan penghargaan dari luar negeri seperti dari Malaysia dan Paus Paulus di Roma karena telah menciptakan kerukunan antar umat beragama di Tanjung Pinang.

    Meski pendapatan asli daerah naik delapan kali menjadi Rp 49 miliar, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dari Rp 157 miliar menjadi lebih Rp 400 miliar, dengan persoalan begitu banyak, "Kalau kita mengeluarkan uang untuk hal-hal yang menyangkut kebudayaan, dianggap pemborosan."

    Padahal, banyak tapak sejarah Melayu di Nusantara harus diselamatkan, seperti situs Kesultanan Kota Piring yang kawasan cagar budayanya terisi rumah penduduk, atau situs Istana Kota Rebah yang sudah dijual oleh ahli warisnya.

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    TV Channel

    google translate

    chat disini aja yuk ^^