Home | Looking for something?
  • Cerita
  • Edit
  • Senin, 19 April 2010

    Naomi Susilowati


    Published: 08 Feb 2010 18:53:00 WIB by: kickandy

    Naomi akrab dengan dunia batik sejak kecil. Ia berusaha mempelajari cara pembuatan batik lasem mulai dari desain, memegang canting, melapisi kain dengan malam, hingga memberi pewarnaan diperhatikannya dengan saksama. Ia pun melakukan terobosan dengan membuat motif batik kuno.

    Hingga kini, Naomi masih tetap eksis di dunia perbatikan . Ia pernah sampai menimbun 1000 batik dirumahnya karena tidak ada pembeli. Namun ia tidak patah semangat dan terus berusaha melestarikan budaya batik. Perlahan namun pasti, batik lasem mulai menggeliat dan dilirik kembali oleh para pencinta batik, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Perjuangannya melestariakn batik mendapat dukungan moril dari Memperindag saat itu, Fahmi Idris dan Ibu Mufidah Jufuf Kalla yang menyampaikan padanya untuk melestarikan budaya bangsa.

    Akhir November ini, Naomi akan mewakili Jawa Tengah memenuhi undangan ulang tahun Raja Dubai. Untuk  dalam negeri pemasaran batik tulis lasem buatannya  meliputi Jakarta, Medan, Surabaya, Madura, Banten/Serang. Sedangkan untuk pasar luar negeri pesanan batik tulis lasemnya berasal dari Argentina, Jepang, Belgia, dan Inggris.

    Kegetiran hidup tak menyurutkan perjuangan Naomi dalam menjalani kesehariannya. Dengan berapi-api, wanita sederhana ini menuturkan kisah hidupnya yang diawali sebagai tukang cuci baju, pemotong batang rokok, kernet bus antarkota, dan akhirnya menjadi pengusaha serta perajin batik lasem.

    Jenis batik lasem (atau laseman) yang perkembangannya jauh tertinggal dibanding batik solo dan yogya ini terus digeluti, meski masih menggunakan peralatan tradisional. Naomi yang memimpin Batik Tulis Tradisional Laseman Maranatha, Rembang, ini mengerahkan 30 perajin guna mendukung usahanya ditambah dengan 100 pembatik yang menjadi karyawan borongannya.

    Meski sangat sibuk, produktivitasnya tak berubah. Setiap bulan Naomi dan rekan-rekan pekerja di tempatnya menghasilkan rata-rata 150 potong batik tulis. Batik-batik bermotif akulturasi budaya Cina dan Jawa ini dikirim ke berbagai daerah, seperti Serang (Banten), Medan (Sumut), dan Surabaya (Jatim).

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    TV Channel

    google translate

    chat disini aja yuk ^^