Home | Looking for something?
  • Cerita
  • Edit
  • Minggu, 18 April 2010

    Rudi Manggala Saputra (49 tahun)


    Published: 08 Feb 2010 18:43:00 WIB by: kickandy

    Rudi MS sudah 27 tahun menjadi guru SD. Tahun 1982, dia merintis pendirian SD yang diselenggarakan di tempat penimbangan teh di areal perkebunan teh di Kampung Rawa Gede, Puncak bagi anak-anak pemetik teh. Dengan kondisi yang seadanya dan jumlah murid yang mencapai 60-an orang, para murid belajar dengan hanya beralaskan tikar. Latar belakang anak-anak tersebut sebagian besar adalah anak-anak pemetik teh/karyawan perkebunan teh Ciliwung. Mereka harus menumpang truk pengangkut karyawan teh setiap harinya untuk sampai di sekolah.

    Lokasi SD Cikoneng sendiri berada di tengah-tengah areal perkebunan teh. Terkadang anak-anak tersebut harus datang terlambat atau pulang sebelum waktunya, agar tidak tertinggal truk pengangkut teh. Baru pada tahun 1996, pemerintah meresmikan SD tersebut dan diakui sebagai SD Negeri Cikoneng. Sebelum sekolah tersebut diresmikan, Rudi tidak mendapatkan bayaran sepeserpun dari pemerintah. Pertama kali Rudi mengajar, dia dibayar oleh perkebunan teh sebesar Rp. 20.000 tetapi tidak ada nominal yang tetap hanya sekedarnya.

    Niatnya untuk membangun SD pernah ditentang ketua RT dengan alasan tidak mampu membayar gaji guru, namun Rudi bersikukuh untuk tetap mengajar mesti tidak diberi imbalan apapun. Bagi Rudi, semangat anak-anak yang cukup tinggi untuk tetap sekolah membuat dia terenyuh dan semakin bersemangat untuk mengajar mereka. Dan hal tersebut memberikannya kepuasaan batin.

    Sekarang ini sebagai guru honorer, Rudi dibayar pihak sekolah sebesar Rp. 250.000 perbulan dan dia juga diberi gaji oleh perusahaan teh senilai Rp. 325.000. Untuk menambah penghasilannya, Rudi yang menderita cacat di kaki kanannya menjadi petugas parkir pada hari Sabtu & Minggu. Sebelumnya, Rudi bahkan pernah juga menjadi penjaga WC umum di kawasan Puncak. Penghasilan yang diperoleh sebagai tukang parkir berkisar antara Rp. 60.000 – Rp. 80.000. Tetapi terkadang jika sepi Rudi hanya mendapatkan Rp 25.000. Statusnya yang hanya sebagai guru sukarelawan sampai sekarang tidak membuatnya iri dengan guru-guru lainnya yang berstatus PNS. Rudi yang hanya tamatan SMEA dan tidak memiliki latar belakang pendidikan guru,merasa terpanggil untuk mengajar. Lentera jiwanya yang memang menyenangi anak-anak kecil tidak rela jika generasi masa depan bangsa tidak menikmati pendidikan akibat kemiskinan.

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    TV Channel

    google translate

    chat disini aja yuk ^^