Home | Looking for something?
  • Cerita
  • Edit
  • Jumat, 30 April 2010

    Sains Ungkap Teori Jatuh Cinta

     

    Fitri Yulianti - Okezone

    clip_image001

    Hormon domapin, oxytocin, dan vasopressin adalah zat kimia yang mendorong pasangan untuk membentuk ikatan emosional ketika zat tersebut dilepaskan dari otak. (Foto: gettyimages)

    LOS ANGELES TIMES baru-baru ini menampilkan artikel tentang ilmu pengetahuan di balik jatuh cinta. Bagaimana reaksi kimia dan aktivitas otak manusia saat ia dipanah asmara, coba diulas dari sisi sains.
    Para peneliti menggunakan beberapa metode untuk mengukur cinta dan reaksi kimia yang terjadi dalam otak manusia. Seorang ilmuwan New York melakukan
    scan otak pada pasangan baru. Hasil scan mengungkapkan bahwa "setelah pertemuan penuh keajaiban nan sempurna pada kencan pertama, sebuah sistem kompleks di otak diaktifkan yang pada dasarnya sama ketika seseorang menggunakan kokain.”
    Studi ini menemukan bahwa dopamin dilepaskan ketika partisipan penelitian diminta untuk memikirkan pasangannya atau saat ditunjukkan foto-foto mereka berdua. Larry J Young, seorang profesor psikiatri menjelaskan bahwa zat yang dihasilkan dalam otak kita seperti "ketika Anda sedang melakukan sesuatu yang (sangat) menyenangkan, seperti melakukan hubungan seks, obat-obatan atau makan cokelat." Demikian seperti
    okezone lansir dari Your Tango.
    Tapi cerita tidak berhenti sampai di dopamin. Selanjutnya, menurut para peneliti, ada
    oxytocin dan vasopressin yaitu zat kimia yang mendorong pasangan untuk membentuk ikatan emosional ketika zat tersebut dilepaskan dari otak.
    Kontak intim periode lama (berpelukan, berciuman, berhubungan seks, berpegangan tangan) menyebabkan
    oxytocin akan dilepaskan dalam otak kita. Hal ini mendorong manusia untuk menjalin ikatan satu sama lain. Menariknya, oxytocin adalah juga zat kimia yang membantu para ibu baru terikat secara emosional dengan bayi mereka. Artikel yang disusun para peneliti juga memaparkan bahwa vasopressin adalah zat kimia yang juga “dikaitkan dengan ikatan pada pria."
    Jangan khawatir jika Anda berada dalam hubungan jangka panjang, sebab zat kimia romantis Anda tetap masih kuat. Para peneliti menjelaskan terlibat intimasi dengan pasangan, mendengarkan, dan berempati dengan mereka akan melepaskan lebih banyak hormon ikatan cinta.
    Rasanya agak aneh memikirkan hubungan Anda dan pasangan sebagai serangkaian reaksi kimia dalam otak kita. Sering kali, cinta dan hubungan disajikan sebagai ide yang sangat komplek dan halus sehingga tidak cukup dijelaskan dengan kata-kata. Ilmu pengetahuan bicara jatuh cinta terlihat seksi dan tidak menyeramkan lagi, bukan?(ftr)

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    TV Channel

    google translate

    chat disini aja yuk ^^