Home | Looking for something?
  • Cerita
  • Edit
  • Selasa, 22 Februari 2011

    Boneka Untuk Adikku

     

    * jangan pernah mencintai karena uang. Anda tak tahu kapan hari

    terakhir anda atau kapan mereka meninggalkan anda.

    *Catatan: ini adalah kisah nyata

    * Hari terakhir sebelum Natal , aku terburu-buru ke supermarket  untuk

    membeli hadiah2 yang semula tidak direncanakan untuk dibeli.  Ketika

    melihat orang banyak, aku mulai mengeluh: "Ini akan makan  waktu

    selamanya, sedang masih banyak tempat yang harus kutuju"  " Natal benar2

    semakin menjengkelkan dari tahun ke tahun. Kuharap  aku bisa berbaring,

    tidur, dan hanya terjaga setelahnya"  Walau demikian, aku tetap berjalan

    menuju bagian mainan, dan di  sana aku mulai mengutuki harga-harga,

    berpikir apakah sesudahnya  semua anak akan sungguh-sungguh bermain

    dengan mainan yang mahal.

    * Saat sedang mencari-cari, aku melihat seorang anak laki2 berusia

    sekitar 5 tahun, memeluk sebuah boneka. Ia terus membelai rambut  boneka

    itu dan terlihat sangat sedih. Aku bertanya-tanya untuk  siapa boneka

    itu. Anak itu mendekati seorang perempuan tua di

    dekatnya: 'Nenek, apakah engkau yakin aku tidak punya cukup uang?'

    Perempuan tua itu menjawab: 'Kau tahu bahwa kau tidak punya cukup  uang

    untuk membeli boneka ini, sayang.' Kemudian Perempuan itu  meminta anak

    itu menunggu di sana sekitar 5 menit sementara ia  berkeliling ke tempat

    lain.. Perempuan itu pergi dengan cepat. Anak  laki2 itu masih

    menggenggam boneka itu di tangannya.

    * Akhirnya, aku mendekati anak itu dan bertanya kepada siapa dia  ingin

    memberikan boneka itu.'Ini adalah boneka yang paling  disayangi adik

    perempuanku dan dia sangat menginginkannya pada  Natal ini. Ia yakin

    Santa Claus akan membawa boneka ini untuknya'  Aku menjawab mungkin

    Santa Claus akan membawa boneka untuk adiknya,  dan supaya ia jangan

    khawatir. Tapi anak laki2 itu menjawab dengan  sedih 'Tidak, Santa Claus

    tidak dapat membawa boneka ini ke tempat  dimana adikku berada saat ini.

    Aku harus memberikan boneka ini  kepada mama sehingga mama dapat

    memberikan kepadanya ketika mama  sampai di sana .' Mata anak laki2 itu

    begitu sedih ketika mengatakan  ini 'Adikku sudah pergi kepada Tuhan.

    Papa berkata bahwa mama juga  segera pergi menghadap Tuhan, maka kukira

    mama dapat membawa boneka  ini untuk diberikan kepada adikku..' Jantungku

    seakan terhenti.

    * Anak laki2 itu memandangku dan berkata: 'Aku minta papa untuk

    memberitahu mama agar tidak pergi dulu. Aku meminta papa untuk  menunggu

    hingga aku pulang dari supermarket.' Kemudian ia  menunjukkan fotonya

    yang sedang tertawa. Kamudian ia berkata: 'Aku  juga ingin mama membawa

    foto ini supaya tidak lupa padaku.. Aku  cinta mama dan kuharap ia tidak

    meninggalkan aku tapi papa berkata  mama harus pergi bersama adikku.'

    Kemudian ia memandang dengan  sedih ke boneka itu dengan diam.

    * Aku meraih dompetku dengan cepat dan mengambil beberapa catatan  dan

    berkata kepada anak itu. 'Bagaimana jika kita periksa lagi,  kalau2

    uangmu cukup?' 'Ok' katanya. 'Kuharap punyaku cukup.'  Kutambahkan

    uangku pada uangnya tanpa setahunya dan kami mulai  menghitung. Ternyata

    cukup untuk boneka itu, dan malah sisa. Anak  itu berseru: 'Terima Kasih

    Tuhan karena memberiku cukup uang'  Kemudian ia memandangku dan

    menambahkan: 'Kemarin sebelum tidur aku  memohon kepada Tuhan untuk

    memastikan  bahwa aku memiliki cukup  uang untuk membeli boneka ini

    sehingga mama bisa memberikannya  kepada adikku. DIA mendengarkan aku.

    Aku juga ingin uangku cukup  untuk membeli mawar putih buat mama, tapi

    aku tidak berani memohon  terlalu banyak kepada Tuhan. Tapi DIA

    memberiku cukup untuk membeli  boneka dan mawar putih.' 'Kau tahu,

    mamaku suka mawar putih'

    * Beberapa menit kemudian, neneknya kembali dan aku berlalu dengan

    keretaku. Kuselesaikan belanjaku dengan suasana hati yang  sepenuhnya

    berbeda dari saat memulainya. Aku tidak dapat menghapus  anak itu dari

    pikiranku. Kemudian aku ingat artikel di koran lokal  2 hari yang lalu,

    yang menyatakan seorang pria mengendarai truk  dalam kondisi mabuk dan

    menghantam sebuah mobil yang berisi seorang  wanita muda dan seorang

    gadis kecil. Gadis kecil itu meninggal  seketika, dan ibunya dalam

    kondisi kritis. Keluarganya harus  memutuskan apakah harus mencabut alat

    penunjang kehidupan, karena  wanita itu tidak akan mampu keluar dari

    kondisi koma. Apakah mereka  keluarga dari anak laki2 ini?

    * 2 hari setelah pertemuan dengan anak kecil itu, kubaca di koran

    bahwa wanita muda itu meninggal dunia. Aku tak dapat menghentikan

    diriku dan pergi membeli seikat mawar putih dan kemudian pergi ke  rumah

    duka tempat jenasah dari wanita muda itu diperlihatkan kepada  orang2

    untuk memberikan penghormatan terakhir sebelum penguburan.  Wanita itu

    di sana , dalam peti matinya, menggenggam setangkai mawar  putih yang

    cantik dengan foto anak laki2 dan boneka itu ditempatkan  di atas

    dadanya. Kutinggalkan tempat itu dengan menangis, merasa  hidupku telah

    berubah selamanya. Cinta yang dimiliki anak laki2 itu  kepada ibu dan

    adiknya, sampai saat ini masih sulit untuk  dibayangkan. Dalam sekejap

    mata, seorang pria mabuk mengambil  semuanya dari anak itu.

    FRIENDS ARE LIKE ANGELS,

    WHO HELP US FLY WHEN OUR WINGS HAVE FORGOTTEN HOW TO FLY

     

    TV Channel

    google translate

    chat disini aja yuk ^^