Home | Looking for something?
  • Cerita
  • Edit
  • Jumat, 23 April 2010

    Bambang Suwerda & Panut Susanto


    Published: 09 Feb 2010 07:33:00 WIB by: kickandy

    Bambang termasuk warga yang memiliki sifat kritis di desanya, ketika melihat kondisi lingkungan desa yang kotor akibat kebiasaan buruk warga yang membuang sampah sembarangan hatinya tergugah untuk berinisiatif melakukan tindakan solutif. Didorong dengan sifat yang selalu ingin mencoba hal baru maka akhirnya tercetus ide untuk membentuk sebuah lembaga Bank Sampah. Perjuangannya untuk meyakinkan manfaat Bank Sampah kepada masyarakat bukan hal yang mudah, namun selain ulet, Bambang juga orang yang ramah dan mudah bergaul. Sehingga akhirnya warga mau berpartisipasi menjadi nasabah dan pada gilirannya warga pun merasakan manfaat ekonomi dari tabungan sampah.

    Bambang adalah Pegawai Negeri Sipil lulusan Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan UGM. Saat ini ia bekerja di Politeknik Kesehatan. Sebenarnya Bambang tidak mempunyai dasar ilmu perbankan tetapi ia mencoba mengawinkan ilmu perbankan dengan ilmu lingkungan. Awalnya Bambang sering ke bank umum dan melihat sistem yang digunakan di bank umum itu sangat sederhana. Akhirnya timbullah ide untuk mendirikan bank sampah yang dirintis pada tanggal 5 Juni 2008 dengan tujuan agar sampah-sampah yang ada dapat dikelola dan dapat mengurangi pekerjaan pemerintah untuk menyelesaikan masalah sampah yang semakin hari semakin menumpuk.

    Bambang membuatnya prosedur bank sampah dengan sederhana. Warga yang ingin menabung di bank sampah dibuatkan nomor rekening dan buku tabungan untuk memudahkan pengadministrasian. Pendiri  Bank Sampah adalah Bambang Suwerda dan pengelola Bank Sampah adalah direktur, Panut  Susanto.

    Ada dua cara untuk menabung di Bank Sampah, yaitu langsung menabung di bank dan menabung melalui RT masing-masing. Pertama, warga langsung datang ke Bank Sampah dan menabungkan sampahnya di bank. Kemudian teller melabelkan dan mencatat sampah yang masuk dan dimasukkan ke dalam loker bank sampah. Setelah menabung, warga diberikan uang sesuai dengan sampah yang ditabungnya dan nanti penabung akan diberikan surat tanda terima menabung. Uang tersebut nantinya dapat diambil setiap 3 bulan agar uang yang diperoleh dapat terasa.

    Pembagian harga untuk warga yang langsung menabung di Bank Sampah adalah 85 % - 15 %. 85 % untuk warga yang menabung dan 15% untuk administrasian Bank Sampah sedangkan sampah yang dikumpulkan di setiap RT pembagiannya adalah 70%-30%. Biasanya uang yang terkumpul dalam 3 bulan itu sekitar Rp. 90.000-Rp.100.000, tergantung dari sampah yang ditabung. Ke depannya Bank Sampah ini juga bisa dijadikan tempat simpan pinjam.

    Sampah-sampah yang ada di bank ini akan diambil oleh pengepul sekali dalam sebulan.Warga harus memilah sampah sendiri dari rumah dan sampah yang diterima oleh Bank Sampah adalah plastic, kertas, kaleng/botol.

    Sasaran yang dibidik oleh Bambang adalah anak-anak agar anak-anak terbiasa menabung dan peduli lingkungan sekitar. Selain itu, Bambang memounyai harapan kalau Bank Sampah ini sudah berdiri di banyak tempat maka pemulung dapat menjadi pengepul dan pengepul dapat menjadi pengepul yang lebih besar lagi agar tidak ada lagi konotasi negatif pada pemulung. Tidak ada lagi tulisan "Pemulung Dilarang Masuk" tetapi nanti menjadi "Pengepul Silahkan Masuk". Bambang juga masih mensosialisasikan Bank Sampah ini karena masih banyak warga yang membakar samapah dan membuang sampah.

    Tugas dari Direktur Bank Sampah adalah mengkoordinasi kegiatan di Bank Sampah dan ikut turun langsung melayani warga. Tugas dari teller adalah hanya sebatas menimbang karena teller awam dengan harga sampah. Pengelola Bank Sampah bekerja di Bank Sampah ini secara sukarela tetapi nanti kedepannya teller juga akan digaji. Saat ini yang dibayar baru petugas (tukang becak) yang mengambil sampah ke RT. Saat ini, sudah ada 2 Bank Sampah di daerah Bantul.


     

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    TV Channel

    google translate

    chat disini aja yuk ^^