Home | Looking for something?
  • Cerita
  • Edit
  • Kamis, 15 April 2010

    Simon Tenunai


    Published: 08 Feb 2010 17:32:00 WIB by: kickandy

    Rumah Singgah Pondok Kasih didirikan oleh Simon (32 tahun) yang merupakan putra daerah dari NTT sebagai pelayanan sosial. Simon merasa terpanggil untuk memberikan tempat berteduh bagi orang-orang tidak waras karena banyak dari mereka berkeliaran di jalan-jalan. Di rumah singgah ini Simon menampung para orang gila. Rumah Singgah ini berdiri akhir 2005 akan tetapi Simon sendiri sudah berkecimpung dalam bidang pelayanan sosial sejak tahun 1992.

    Awalnya Simon sempat ragu mendirikan Rumah Singgah karena untuk menampung mereka butuh biaya. Namun akhirnya dia merealisasikan niatnya itu ketika dia mendapat musibah kehilangan anak pertamanya yang meninggal pada usia 2 tahun akibat panas tinggi. Simon merasa bahwa ini merupakan pertanda dari Tuhan bahwa dia memang ditakdirkan untuk mengurus orang gila. Dengan modal awal dari uang duka yang diterimanya sebesar Rp. 300.000. Simon mulai mengontrak rumah seharga Rp. 250.000/6 bulan. Kemudian uang sisanya sebesar Rp. 50.000 dipakai selama seminggu, ketika uangnya habis Simon dan istrinya harus rela hanya makan singkong selama 4 hari. Menghadapi beban hidup yang berat istrinya pun menangis. Simon memberikan pengertian kepada istrinya bahwa mereka harus tetap bersyukur dalam keadaan apapun. Pada awalnya, dia hanya memiliki 5 pasien (3 orang yang ditemukannya di jalan dan 2 orang yang ditipkan kepadanya).

    Saat ini ada sekitar 48 orang gila yang tinggal di Rumah Singgah ini terdiri dari 35 laki-laki & 13 perempuan. Di Rumah Singgah ini, Simon sudah berhasil menyembuhkan lebih kurang 100 orang melalui metode do'a dan puasa. Orang gila dibimbing Simon dengan doa karena menurutnya kebanyakan dari mereka putus harapan, frustasi dan ada yang putus kerja. Sedangkan metode puasa dilakukan untuk menahan diri dari nafsu. Puasa sendiri dilakukan setiap hari Rabu – Sabtu jam 6 pagi sampai 6 sore. Selain itu, Simon juga mengajak mereka berkomunikasi satu persatu di saat-saat senggang. Aktifitas mereka sehari-hari adalah pagi do'a bersama, setelah itu mandi. Kemudian mereka membantu bersih-bersih dan juga memasak di dapur. Bagi yang sudah mulai pulih, mereka dilatih dengan cara bercocok tanam. Untuk kedepannya, Simon ingin bekerjasama dengan pabrik-pabrik sehingga apabila mereka sembuh, mereka langsung bekerja. Simon khawatir apabila mereka tidak bekerja dan langsung kembali kerumah, banyak diam lama-lama akan kambuh dan kembali gila.

    1 komentar:

    Unknown mengatakan...

    LUAR BIASA TUHAN YESUS

    Posting Komentar

     

    TV Channel

    google translate

    chat disini aja yuk ^^