Home | Looking for something?
  • Cerita
  • Edit
  • Jumat, 21 Mei 2010

    Putus Cinta, Sakitnya Juga Dirasakan Otak!

     

    Adhini Amaliafitri - Okezone

    clip_image002

    (Sumber: Corbis)

    Mungkin, Anda dapat menyalahkan mantan kekasih karena telah mengoreskan luka di hati saat dia memutus tali asmara. Namun, sakit yang dirasakan jiwa serta tubuh Anda saat putus cinta, nyatanya merupakan dua hal yang saling berhubungan.
    Dalam kondisi hati berantakan, ternyata kepala Anda dalam kondisi bak balon helium yang akan meledak. Perut terasa penuh, bahkan Anda tak kunjung berhenti menangis, dan memegangi nyeri di dada. Namun, apa yang Anda rasakan perih ternyata tidak sepenuhnya berasal dari hati.
    Berhentilah, memegang nyeri dada Anda! Mengapa? Sebab, ketika dilanda patah hati, rasa sakit yang menerpa seluruh sistem koordinasi tubuh sebenarnya juga berasal dari dalam kepala. Apa pasal?
    “Jika Anda berpikir Anda benci ketika ditinggalkan, ternyata otak Anda juga ikut membenci, bahkan lebih. Area di dalam otak menjadi lampu bila fisik Anda dalam kondisi sakit yang diakibatkan karena terjadinya penolakan sosial,” kata Naomi Eisenberger, Ph.D., asisten profesor bidang psikologi di Universitas California di Los Angeles, sebagaimana dikutip
    okezone dari Women’s Health, Minggu (4/4/2010).
    Naomi juga mengatakan, bahwa kepala adalah sinyal untuk tubuh. ”Ketika ditinggalkan, kepala Anda benar-benar merasa sakit,” ujar Naomi.
    Lantas, apa yang menyebabkan kepala begitu terasa sakit ketika patah hati? Profesor neurobiologi di
    Albert Einstein College of Medicine di New York, Amerika Serikat, menjelaskannya sebagai berikut.
    “Ketika Anda sedang jatuh cinta, daerah-daerah tertentu pada otak akan merasa bahagia. Sebab, area ini kebanjiran dopamin dan oksitosin, kedua hormon yang memberikan perasaan bahagia dan sukacita,” jelas Lucy Brown, Ph.D.
    Tapi ketika Anda terjatuh dan patah hati, maka pasokan zat kimia dari semua hormon bahagia tersebut lambat laun mengering di dalam otak.
    “Hal inilah yang menjadi pemicu tubuh Anda lebih rentan terhadap semua jenis stres yang menyerang tanpa kompromi,” tambah Lucy.
    Lantas, bagaimana agar stres tidak semakin merajalela ketika putus cinta?
    "Satu hal yang tidak boleh Anda lakukan adalah mengunci diri di kamar. Pengasingan diri sendiri hanya akan memperburuk keadaan,” ujar Gary Lewandowski, Ph.D.
    Gery menyarankan agar Anda kembali ke beberapa kegiatan yang menjadi hiburan favorit Anda selama ini.
    ”Karena melakukan sesuatu yang menyenangkan dapat membantu rev sistem dopamin otak Anda. Cobalah untuk mencoba sesuatu yang sama sekali baru, seperti kelas menggambar atau ikut menjadi member klub bersepeda. Apa pun bentuk keceriaan pada otak, dapat membantu menyembuhkan tubuh,” tutup Gary yang menjabat sebagai profesor psikologi di Universitas Monmouth di New Jersey.
    (nov)
    (uky)

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    TV Channel

    google translate

    chat disini aja yuk ^^