Home | Looking for something?
  • Cerita
  • Edit
  • Selasa, 18 Mei 2010

     

    Fitri Yulianti - Okezone

    clip_image001

    Idealnya, rasa bersalah adalah motivator yang sangat kuat untuk perbaikan hubungan ke depan. (Foto: gettyimages)

    APAKAH Anda pernah mencoba untuk membuat seorang pria merasa bersalah karena putus dengan Anda atau sebaliknya? Apakah Anda pernah mengambil keuntungan dari kesalahan orang untuk mendapatkan sesuatu, atau Anda merasa bahwa bersalah merupakan unsur yang tidak sehat untuk hubungan apapun?
    Ketika orang terkasih membuat kita merasa bersalah, sulit rasanya menghabiskan banyak waktu untuk memperbaiki keadaan. Idealnya, rasa bersalah adalah motivator yang sangat kuat untuk perbaikan hubungan ke depan.
    Rasa bersalah mengilhami seseorang untuk menebus kesalahan, dan membantunya lebih baik dalam beberapa situasi. Misalnya, orang yang merasa bersalah kemungkinan kecil melakukan hal-hal menyakitkan seperti selingkuh.
    Pernahkah Anda merasa bersalah setelah memutuskan atau diputus hubungan? Perasaan tersebut tidak akan membawa Anda kembali kepada keadaan semula. Nyatanya, perpisahan terasa sulit bagi siapapun.
    Dilansir dari
    Marie Claire, kesalahan yang biasa dilakukan pria, misalnya:
    Lupa
    Pria selalu melupakan berbagai hal. Bukan berarti kita tidak peduli, hanya saja kita tidak dipersiapkan untuk mengingat banyak hal, tidap seperti wanita.
    Menyakiti perasaan
    Kebanyakan pria tidak menyadari cara mengatakan sesuatu atau apa yang kita katakan mungkin menyakiti perasaan Anda. Di sisi lain, wanita memiliki masa-masa di mana segala sesuatu tampaknya mudah membuat mereka sensitif (perubahan emosi saat haid).
    Tidak sopan
    Kekasih protes karena Anda bersikap nakal dan memalukannya di pesta, atau berbuat bodoh bersama teman-teman.
    Sebagai pria lembut, Anda memanfaatkan waktu untuk berpikir. Anda merasa bersalah dan tidak tahu bagaimana harus bersikap dengan tepat. Nah, berikut “ancaman” yang biasa dilontarkan wanita hingga membuat pria tersudut telah menyakiti perasaannya:
    Mengancam bunuh diri
    Saat kata putus terucap, mereka yang tengah sangat jatuh cinta tak akan menerimanya dengan akal sehat. Bunuh diri salah satu pikiran dangkal yang mungkin ditempuh. Tapi, Anda tak boleh mewujudkan ancaman ini kepada si dia. Anda mungkin berpikir ini romantis bak cerita Romeo & Juliet. Jelas tidak!
    Ancaman cukup hanya ancaman, hanya untuk melihat bagaimana reaksinya. Kalau ia masih cinta, ada perasaan bersalah dalam hatinya telah mencampakkan Anda. Siapa tahu saja ia kembali, dan kalau tidak, Anda sudah tahu alasannya memutuskan hubungan.
    Mengembalikan janji "Aku cinta kamu" kepadanya
    Sulit untuk tetap berpegang pada janji-janji yang seharusnya kekal. Kata-kata seperti "selalu" dan "selamanya" tidak mudah untuk ditindaklanjuti. Banyak orang terjebak pada momen jatuh cinta, atau tidak mengerti makna kalimat "Aku mencintaimu."
    Pernyataan umum yang biasa dinyatakan saat putus, misalnya "Bagaimana mungkin kamu mengatakan mencintaiku, kemudian melakukan hal ini (selingkuh). Kau bilang kita akan selalu bersama." Bagi pria, saat Anda Mengembalikan janji, itu bagai melemparkan ludah yang pernah mereka buang, dan menimbulkan perasaan bersalah.
    Menangis bermalam-malam
    Anda mungkin telah memiliki perasaan cinta yang kuat, tetapi Anda harus melakukan yang terbaik untuk tidak menangis ketika kekasih memutuskan hubungan.
    Memainkan perasaan
    Tentu saja Anda adalah korban karena dicampakkan. Tapi peristiwa-peristiwa buruk lainnya dalam hidup Anda, seperti kehilangan pekerjaan, masalah keluarga, dan lain-lain tidak ada bedanya dengan kehilangan orang terkasih.
    Anda tak boleh melupakan kebutuhan dan kesenangan diri. Mengatakan padanya, "Bagaimana kamu mencampakkan aku di saat seperti ini (kehilangan)," membuat pria secara tidak langsung bertanggung jawab atas masalah-masalah Anda lainnya.
    (ftr)

    0 komentar:

    Posting Komentar

     

    TV Channel

    google translate

    chat disini aja yuk ^^